Rabu, 25 Oktober 2023

Tugas Benchmarking Nilai-Nilai BerAKHLAK PT KAI

Profil PT KAI

    PT. Kereta Api Indonesia (persero) adalah satu-satunya BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan jasa angkutan kereta api dalam rangka memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang secara massal untuk menunjang pembangunan nasional di Indonesia.
    PT. KAI memiliki visi menjadi perusahaan yang memberikan manfaat tinggi bagi masyarakat, lingkungan, dan pemangku kepentingan melalui peningkatan aktivitas Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dan Community Relations (CR). Sedangkan misinya diwujudkan dengan 1) Berperan aktif dalam mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kemandirian masyarakat serta kelestarian lingkungan; dan 2) Membangun citra positif dan sinergi perusahaan dengan pemangku kepentingan guna terciptanya situasi kondusif bagi operasional perusahaan yang berkelanjutan.
    Sejak 1 Juli 2020, Menteri BUMN Erick Thohir telah menetapkan Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (AKHLAK) sebagai core value (nilai inti) di Lingkungan BUMN. Sebagai salah satu BUMN maka PT KAI pun juga harus mengaplikasikannya. Pentingnya penerapan nilai tersebut dilakukan demi kemajuan BUMN termasuk PT KAI.


Nilai-Nilai Berakhlak yang Diterapkan


a. Berorientasi Pelayanan
Nilai berorientasi pelayanan tidak secara gamblang disebutkan dalam nilai budaya kerja PT. KAI sebagai BUMN. Akan tetapi nilai ini diwujudkan dalam bentuk maklumat PT. KAI (Persero) sebagai mana ditampilkan pada Gambar 1. Selain itu PT. KAI juga senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan perubahan tiada henti. Hal ini ditunjukkan dengan adanya layanan pemesanan tiket online mengikuti kebutuhan masyarakat masa kini dan rebranding perusahaan guna memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
Gambar 1. Maklumat Pelayanan PT KAI

b. Akuntabel
Nilai akuntabel juga tidak secara gamblang disebutkan dalam nilai budaya kerja PT. KAI sebagai BUMN. Namun hal ini dapat serupa dengan core value Amanah yang diterapkan dengan panduan perilaku 1) Memenuhi janji dan komitmen. 2) Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan. 3) Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika. Adapun perilaku akuntabel ditunjukkan dalam video keseharian pegawai berikut: 
c. Kompeten
Nilai kompeten termasuk dalam nilai budaya kerja PT KAI sebagai BUMN. Tingkat kekompetenan PT KAI dapat ditunjukkan dengan hasil survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang dipublikasikan melalui situs ppid.kai.id menunjukkan nilai indeks sebesar 4,38 dari skala 5 pada semester II tahun 2021. Hal ini berarti bahwa tingkat kepuasan pengguna layanan terhadap pelayanan PT KAI berada pada kategori “High”.
Gambar 2. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat
Selain hasil survei di atas  penerapan nilai kompeten ditunjukan dengan banyaknya penghargaan yang diraih oleh PT KAI sebagaimana ditampilkan daftarnya dalam link berikut https://www.kai.id/corporate/about_kai/ pada tab penghargaan.

d. Harmonis
Nilai harmonis termasuk dalam nilai budaya kerja PT. KAI sebagai BUMN. Nilai harmonis Ber-AKHLAK yang diterapkan PT KAI adalah suka menolong orang lain salah satu caranya dengan menggratiskan biaya pengangkutan bantuan sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3. 
Gambar 3. Bantuan PT KAI untuk korban bencana
Namun PT. KAI masih memiliki tantangan mengenai banyaknya konflik lahan dengan warga masyarakat di berbagai daerah bahkan di Cirebon hingga terjadi kericuhan pada 29 Juli 2020 silam sebagaimana ditampilkan dalam link berikut: 

e. Loyal
Nilai loyal termasuk dalam nilai budaya kerja PT. KAI sebagai BUMN. Salah satu nilai loyal ber-AKHLAK yang diterapkan PT KAI yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, serta setia pada NKRI dan pemerintahan yang sah yaitu dengan bekerjasama dengan BNPT mendirikan warung NKRI dalam rangka deradikalisasi sebagaimana video dalam link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=UL3kdVLuxb0
Gambar 4. Kerjasama PT KAI dalam upaya deradikalisasi

f. Adaptif
Nilai adaptif termasuk dalam nilai budaya kerja PT KAI sebagai BUMN. Penerapan nilai adaptif yang sesuai core value Ber-AKHLAK yaitu PT KAI senantiasa melakukan inovasi seperti pemesanan tiket secara online, pengembangan aplikasi KAI Access, dan peningkatan keterbukaan informasi publik melalui ppid.kai.id.
Gambar 5. Web ppid.kai.id
Gambar 6. Pemesanan Tiket secara Online via web maupun aplikasi

g. Kolaboratif
Nilai adaptif termasuk dalam nilai budaya kerja PT KAI sebagai BUMN. Contoh penerapan nilai kolaboratif yaitu terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambahdan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai kerjasama seperti dengan Kementerian Kesehatan, PT Pos indonesia, Pelindo, dan juga BNPT sebagaimana pada Gambar 4 dan 7.
Gambar 7. Kolaborasi PT KAI dengan instansi lain


Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai ASN Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) turut diterapkan di PT KAI (Persero) sebagai BUMN, meski dengan istilah penyebutan core value yang berbeda yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).



Referensi
https://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.80.08299.pdf (diakses 28/09/2022)
https://infiniti.id/blog/lainnya/akhlak-bumn-panduan-lengkap (diakses 28/09/2022)
https://ppid.kai.id/media/konten/111_survey_kepuasan_pelanggan_kai_semester_ii_tahun_2021.pdf (diakses 28/09/2022)
https://www.kai.id/information/full_news/1771-pt-kai-angkut-gratis-bantuan-untuk-korban-bencana-kota-palu-sulawesi-tengah (diakses 28/09/2022)
https://www.youtube.com/watch?v=K0qKAz6kM7o (diakses 28/09/2022; Ket: Ricuh PT KAI dengan warga)



Tugas Latsar CPNS Benchmarking

Alasan memilih benchmarking dengan PT KAI:
1. PT KAI merupakan penyedia layanan publik yang luas dan sangat bersinggungan dengan masyarakat secara umum
2. Sering kita gunakan langsung ketika berpergian dengan kereta api
3. Telah terjadi perubahan besar jika dibandingkan dengan PT KAI dahulu (sebelum pak Jonan)
4. Terpantau mengikuti perkembangan zaman dari aplikasi dan UI Design web nya
5. Meraih berbagai macam penghargaan

Rabu, 04 Oktober 2023

Variabel / Indikator Resiko Penyakit Jantung (Heart DIsease)

Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Beberapa macam gangguan pada jantung bisa berupa gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung (aritmia), katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir. 

Menurut Lovastatin (2006) istilah penyakit jantung (heart disease) sering digunakan untuk menerangkan sebuah penyakit pembuluh darah jantung. Pembuluh darah tersebut disebut arteri koroner yang berfungsi untuk menyuplai oksigen dan berbagai zat gizi untuk otot jantung. Gangguan pada pembuluh darah ini biasa disebut dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau sering disebut juga penyakit arteri koroner atau Coronary Artery Disease (CAD) yang menunjukkan kondisi pengerasan dan penyempitan arteri yang memasok darah ke otot jantung. Hal ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol dan bahan lainnya yang disebut plak di dinding bagian dalam arteri yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah melalui arteri. Dampaknya otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang sesuai kebutuhan. Seiring waktu, CAD juga bisa melemahkan otot jantung dan berkontribusi pada gagal jantung dan aritmia. 

Beberapa variabel atau indikator yang dapat digunakan untuk mendiagnosis apakah seseorang berisiko tinggi mengidap penyakit jantung diantaranya disebutkan sebagai berikut:


1. Umur 

Soeharto (2004) menuturkan bahwa usia merupakan refleksi akumulasi yang progresif dari berbagai kelainan pada sistem kardiovaskuler, seperti penyempitan arteri oleh plak, penebalan dinding jantung, dan ruang bilik jantung yang mengecil. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh masalah genetik serta diperparah oleh kurangnya aktivitas, dan berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi tak terkendali, dan kebiasaan merokok. 

2. Jenis Kelamin 

Pria lebih berisiko terserang penyakit jantung dibanding wanita. Soeharto (2004) menuturkan bahwa pada perempuan hormon estrogen dianggap memiliki proteksi terhadap penyakit kardiovaskular. Dalam hal ini estrogen meningkatkan kadar HDL dan merendahkan LDL pada perempuan. Namun demikian setelah menopause produksi estrogen menurun drastis.

3. Tipe Sakit Dada

Soeharto (2004) menyatakan salah satu tanda yang umum terjadi pada serangan jantung adalah sakit dada yang hebat atau angina, seperti ditekan. Bermula dari dada bagian depan dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, pundak kiri, dan rahang. Jenis penyakit ini terjadi karena berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Typical angina yaitu sakit pada dada muncul setelah melakukan aktivitas fisik, seperti naik tangga dan olahraga atau saat emosi tak terkendali, misalnya setelah marah-marah.

4. Tekanan Darah Sistol

Lovastatin (2006) menyatakan meningkatnya tekanan darah merupakan faktor resiko utama lain bagi serangan jantung atau stroke. Tekanan darah mencerminkan resistensi yang dihasilkan setiap saat jantung berdenyut dan mengirimkan aliran darah melalui arteri. Catatan tertinggi tekanan yang ditimbulkan oleh konstraksi ini disebut tekanan sistolik. Catatan tekanan darah sistolik yang normal bagi orang dewasa adalah 120 mm Hg.

5. Kadar Kolesterol

Kolesterol diangkut dalam darah pada molekul-molekul pengangkut yang dikenal dengan lipoprotein. Ada tiga kategori bagi lipoprotein, yakni lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL), lipoprotein berdensitas rendah (LDL), dan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL). VLDL dan LDL bertanggungjawab atas pengangkutan lemak-lemak (utamanya trigliserida dan kolesterol) dari liver ke sel-sel tubuh, sedangkan HDL bertanggungjawab atas pengembalian lemak-lemak ke liver. Hal ini yang menyebabkan peningkatan VLDL dan LDL menjadi penyebab utama serangan jantung dan stroke. (Lovastatin, 2006)
Lovastatin (2006) menyatakan bahwa peningkatan kadar kolesterol darah meningkatkan resiko kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung. Kadar kolesterol total mencakup kadar LDL, HDL, dan trigliserida serta lipid lainnya  yang tergolong normal dan baik dalam darah adalah pada angka yang kurang dari 200 mg/dL. Jika kadar kolesterol sudah mencapai 240 mg/dL, maka sudah dianggap tinggi dan tidak normal.

6. Kadar Gula Darah Puasa 

Rumahorbo (1997) menjelaskan bahwa gula darah puasa yaitu kadar gula dalam darah setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya 8-10 jam. Normalnya gula darah puasa untuk orang dewasa 70-100 mg/dL. Adapun kadar gula darah erat kaitannya dengan penyakit diabetes. Lovastatin (2006) menyatakan resiko kematian dini karena aterosklerosis bagi penderita diabetes menjadi dua hingga tiga kali lipat.
Pengikatan glukosa pada protein yang disebut glikolisis menyebabkan perubahan struktur dan fungsi pada banyak protein tubuh. Protein yang diglikolisiskan meningkat beberapa kali lipat pada penderita diabetes dan menyebabkan komplikasi klinis utama dalam diabetes. Salah satu contohnya adalah kerusakan pada reseptor LDL yang diglikolisiskan dalam liver menghalangi mekanisme umpan balik yang memberitahu liver untuk menutup sintesis kolesterol (Lovastatin, 2006).

7. Hasil Elektrokardiografik

Elektrokardiogram (EKG) adalah alat yang merekam aktivitas listrik sel antrium dan ventrikel serta membentuk gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik didapat dengan menggunakan elektroda yang diubungkan dengan kabel ke mesin EKG (Dharma, 2010). 
Dharma (2010) menjelaskan bahwa komponen-komponen gelombang pada EKG seperti pada Gambar 1 terdiri dari:
  • Gelombang P berhubungan dengan sistol antrium, merupakan gelombang pertama siklus jantung. Setengah gelombang P pertama terjadi karena stimulasi antrium kanan serta berikutnya terjadi karena stimulus antrium kiri. Karakteristik gelombang P yang normal yaitu lembut dan tidak tajam, serta durasi normal 0,008-0,1 detik dan tinggi tidak lebih dari 2,5 mm yang dilihat pada kertas perekaman hasil EKG.
  • Kompleks QRS merupakan sistol ventrikel yang terdiri dari gelombang Q, R, dan S. Lebar normal kompleks ini 0,06-0,1 detik. Gelombang Q merupakan defleksi negatif pertama menggambarkan depolarisasi septum interventrikel yang teraktivasi dari kiri ke kanan. Gelombang R merupakan defleksi positif pertama. Gelombang S merupakan defleksi pertama setelah R.
  • Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel. Biasanya tingginya kurang dari 5 mm pada sadapan ekstremitas atau 10 mm pada sadapan prekodial. Gelomang T bisa positif, negatif, atau bifasik.
  • Segmen PR dibentuk pada akhir gelombang P sampai awal kompleks QRS dan merupakan penentu garis isoelektris.
  • Segmen ST merupakan tanda awal repolarisasi ventrikel kiri dan kanan. Titik pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST disbut J point. Jika J point berada di bawah garis isoelektris disebut depresi J point dan jika di atas garis isoelektris disebut elevasi J point.
  • Interval QT merupakan aktivitas total ventrikel. Durasi normal tergantung umur, jenis kelamin dan denyut janung. Rata-rata aktivitas total ventrikel kurang dari 0,38 detik.
Pada jantung yang normal maka gelombang yang dihasilkan akan tampak seperti pada gambar 1. Adapun kondisi abnormal ditandai dengan adanya depresi pada segmen ST atau anomali gelombang T. Pada kondisi abnormal lain dapat ditandai dengan tinggi gelombang yang terlalu tinggi atau justru terbalik. Untuk mengetahui apakah hasil EKG normal atau tidak ada baiknya dikonsultasikan oleh dokter yang ahli dibidangnya Karena pembacaan oleh orang awam memungkinkan ketidaktepatan membaca hasilnya.

8. Denyut Jantung Maksimum yang Dapat Dicapai

Menurut CC (2018) denyut jantung maksimum adalah denyut jantung tertinggi dicapai selama latihan maksimal. Perhitungan denyut jantung dilakukan dengan satuan per menit.
Orang yang menderita penyakit kardiovaskuler secara umum mengalami Chronotropic Incompetence (CI). Brubaker dan Kitzman (2011) mendefinisikan  CI sebagai ketidakmampuan jantung untuk meningkatkan laju (detaknya) seiring dengan meningkatnya aktivitas. 

9. Angina yang Disebabkan oleh Latihan

Soeharto (2004) menyebutkan salah satu indikasi PJK menurut American Health Assosiation adalah adanya angina. Soeharto (2004) mengatakan bahwa angina umumnya ditunjukkan dengan sakit dada yang tiba-tiba terasa sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga.

10. Puncak Segmen ST 

Pasien yang diduga memiliki penyaki jantung diberikan latihan tertentu untuk kemudian diamati hasil grafik pada elektrokardiogram. Depresi segmen ST mengacu pada temuan pada elektrokardiogram yang memperlihatkan jejak di segmen ST abnormal rendah di bawah garis dasar. Depresi segmen ST lebih dari 0,5 mm (setengah kotak kecil) dan 0,04 detik dari J point menunjukkan terjadinya kekurangan pasokan darah (Dharma, 2010).

11. Kemiringan segmen ST untuk latihan maksimal
Variabel ini berdasarkan hasil pengamatan EKG pada segmen ST dari pasien yang diuji latih jantung dengan beban (Dharma, 2010). Adapun hasil EKG dapat digolongkan sebagaimana ditampilkan gambar berikut berikut:

12. Jumlah Pembuluh Darah Utama yang Terwarnai oleh Fluroskopi 

Fluroskopi adalah sebuah metode pemeriksaan sinar-X untuk menghasilkan gambar bersekuel menyerupai video. Umumnya fluroskopi dikombinasikan dengan pewarna kontras, yakni zat yang diberikan ke pasien untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas dan memudahkan dokter dalam membedakan suatu organ dengan area sekitarnya. Zat pewarna disuntikkan ke dalam pembuluh koroner jantung  menggunakan alat khusus.
Pembuluh koroner utama pada jantung dibagi menjadi Right Coronar Artery (RCA), Left Coronary Artery (LCA), Left Anterior Descending (LAD), dan Circum Flex Artery (LCX) (Soeharto, 2004). Adapun LAD dan LCX merupakan percabangan dari LCA. Bila pembuluh arteri koroner terganggu, maka aliran darah ke otot jantung berkurang sehingga jantung tidak dapat bekerja normal.

13. Tipe Kerusakan Pembuluh Darah 

Kerusakan pembuluh darah berupa pecahnya pembuluh darah atau penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah bisa disebabkan karena penumpukan plak atau karena faktor lain seperti suhu udara yang rendah. Adapun sifat dari kerusakan pembuluh darah yaitu ada yang dapat pulih (reversible) dan ada pula yang permanen atau tidak dapat kembali (irreversible).

 
Nissa (2016) menjelaskan menurut The American Society of Echocardiography, plak aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah) menyebabkan serangan jantung jika lebih dari 1,5 cm atau atau lebih dari sama dengan 50% dari ketebalan dinding arteri. Penelitian lain menyebutkan (Carotid Intimal Media Thickness) CIMT > 1.15 cm berhubungan dengan kemungkinan 94% kejadian serangan jantung ataupun stroke.



Daftar Pustaka 
Terkait Penyakit Jantung dan Elektrokardiograf (EKG):

    Brubaker, P. & Kitzman, D. 2011. Chronotropic Incompetence Causes, Consequences, and Management. Circulation, Vol. 123, No 9: hlm 1010-1020.
    [CC] Cleveland Clinic. 2018. Pulse & Heart Rate: Test Details. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/17402-pulse—heart-rate/test-details. Diakses: 09 Februari 2020
    Dharma, S. 2010. Sistematika Intepretasi EKG: Pedoman Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
    Firdaus, I. 2019. Press Release, World Heart Day PERKI 2019. http:/www.inaheart.org/news_andevents/news/2019/9/26/press_release_world_heart_day_perki_2019. Diakses: 10 Februari 2020
    Karim, S. dan Kabo, P. 1996. EKG dan Beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
    Lovastatin, K. 2006. Penyakit Jantung dan Penanganannya dengan Metode Alami.  Diterjemahkan oleh: Slamet Rianto. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Terjemahan dari: Mayo Clinic On Heart Disease and High Blood Pressure
    Nissa, M. K. 2016. Dua Cara Mendeteksi Endapan Lemak di Pembuluh Darah Anda. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/mendeteksi-endapan-lemak-di-pembuluh-darah-anda/. Diakses: 13 Februari 2020
    Rumahorbo, H. 1997. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
    Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
    [UCI] University of California, Irvine. 1988. Heart Disease Dataset. https://archive.ics.uci.edu/ml/datasets/Heart+Disease. Diakses: 9 Februari 2020

Selasa, 03 Oktober 2023

Transformasi Data Salah Satu Solusi Akurasi Rendah Metode Statistika Non Parametrik

Statistik Non-Prametrik Merupakan Jalan Keluar dari Masalah Asumsi Tidak Terpenuhi tetapi Berpotensi Masuk ke dalam Masalah Baru yaitu Akurasi Rendah

Salah Satu Solusinya: Transformasi Data


Banyak orang menggunakan metode Statistik Non-Parametrik sebagai solusi dari  tidak terpenuhinya asumsi-asumsi klasik semisal asumsi normalitas residual, homogenitas, dll. 

Namun nyatanya tidak selamanya hal ini berakhir baik. Meski berhasil selamat dari syarat asumsi klasik namun bisa saja menghasilkan akurasi rendah seperti pada pembuatan prediksi dengan regresi maupun klasifikasi. Salah satu penyebab hal ini adalah skala variabel satu dengan yang lainnya berbeda jauh. 

Misal pada Studi Kasus: Data Heart Disease UCI

Diplih 13 Variabel dengan karakteristik sebagai berikut

Y: Data Diskret, Range: 1 - 2

X1: Data Kontinu, Range: 29-77

X2: Data Diskret, Range: 0 - 1

X3: Data Diskret, Range: 0 - 4

X4: Data Kontinu, Range: 94 - 200

X5: Data Kontinu, Range: 126 - 564

X6: Data Diskret, Range: 0 - 1

X7: Data Diskret, Range: 0 - 2

X8: Data Kontinu, Range: 71 - 202

X9: Data Diskret, Range: 0 - 1

X10: Data Kontinu, Range: 0 - 6,2

X11: Data Diskret, Range: 0 - 3

X12: Data Diskret, Range: 0 - 3

X13: Data Diskret, Range: 1 - 3

Jika dibuat grafik maka akan membentuk sebaran data sebagai berikut:

Datanya sangat jomplang.

Hasil analisisnya menggunakan metode LVQ didapati:
Rata-Rata Akurasi Data Pelatihan: 76%
Rata-Rata Akurasi Data Uji: 62%

Tampak sangat tidak menjanjikan jika digunakan sebagai alat untuk melakukan prediksi guna mengambil keputusan. Maka solusi yang ditawarkan salah satunya akan kita cobakan beberapa transformasi Data sebagai berikut (Rumus di paling bawah):
1. Minmax
2. Decimal Scaling
3. Z-Score
4. Mean MAD
5. Sigmoid
6. Softmax

Didapati grafik plot sebaran data per variabelnya sebagai berikut:


Data-datanya tampak menyebar lebih rata atau seimbang

Kemudian kita lihat hasil akurasinya:


Didapati bahwa terjadi peningkatan nilai akurasi lebih dari 10% baik pada hasil pelatihan maupun pengujian pada data yang telah ditransformasi. 

Kemudian kita uji untuk mengetahui apakah perbedaan yang diberikan berbeda cukup signifikan atau tidak. Maka kita gunakan uji anova beserta uji lanjut DMRT.

Didapati hasil sebagai berikut:


Ada pengaruh signifikan penggunaan transformasi data. Kemudian jika pada percobaan di atas didapati hasil trnasformasi terbaik ada pada softmax untuk pelatihan dan sigmoid pada pengujian. Ketika kita perhatikan lagi pada plot sebaran data hasil transformasi, akurasi tertinggi diperoleh dari data hasil transformasi yang memiliki penyebaran yang seimbang diantara semua variabelnya. Sehingga masing-masing variabel memiliki kekuatan/pengaruh yang seimbang dalam menentukan hasil akhir nantinya.

Namun hal ini belum bisa dipastikan ketika menggunakan data lain. Sehingga min blog sarankan untuk mencoba beberapa transformasi dan dipilih yang terbaik. Perhatikan gambar berikut ini kenapa min blog menyarankan agar mencoba beberapa transformasi data sekaligus.

Ternyata ada sebagian transformasi yang malah menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada data aslinya pada data yang berbeda-beda.


Kesimpulan:
Transformasi data diperlukan sebagai salah satu solusi akurasi rendah pada percobaan analisis regresi maupun klasifikasi pada metode statistika non parametrik.

Kesimpulan ini sesuai dengan perkataan para ahli:

Pan et al (2016) menjelaskan bahwa salah satu strategi transformasi data adalah melakukan normalisasi. Normalisasi data adalah menyekalakan data sedemikian sehingga data berada dalam jangkauan yang lebih kecil, misalnya -1 s.d. 1 atau 0 s.d. 1.

Menurut Prasetyo (2014), data yang memiliki beberapa fitur (variabel) dengan jangkauan nilai yang berbeda-beda mengakibatkan fitur dengan nilai atau jangkauan yang besar mempunyai pengaruh yang lebih kuat dalam fungsi biaya daripada fitur dengan nilai atau jangkauan yang kecil. Masalah ini dapat ditangani menggunakan teknik normalisasi.


Lampiran:

Data set: https://archive.ics.uci.edu/ml/machine-learning-databases/heart-disease/processed.cleveland.data

Rumus-Rumus:

1. Minmax

Keterangan:

2. Decimal Scaling

dengan j adalah nilai terkecil sedemikian sehingga nilai maksimal data hasil transformasi berada pada nilai  kurang dari 1 pada rentang desimal nol koma sekian. 


3. Z-Score

x adalah data asli dikurangi rata-rata lalu hasilnya dibagi dengan standar deviasi atau akar varian.



4. Mean MAD

dengan nilai MAD (Mean Absolute Deviation):


5. Sigmoid



6. Softmax


Yuk bagi yang mau skripsi perlu tau ini apalagi kuliah jurusan statistika ketika asumsi tidak terpenuhi dan menggunakan metode non parametrik. Semoga bermanfaat :)